Tak tik tak tik tak tik, bunyi jarum berdetik, terasa merambat, begitu lamban sangat. Mendampingi Ibu kian menghebat, rintih mendorongmu agar kau selamat.

Nyeri tak terperi ia tanggung sendiri, tak ada yang bisa mengganti, tak banyak yang bisa dilakukan. Aduhai tangismu itu memecah sendu, lahirlah warna baru, pilu yang berujung haru.

Bertambah harap dalam kalbu… Oh, merajut rindu.

Nak, bertumbuhlah. Teruskan gapai cita, jangan berhenti melangkah, genggam seluruh asa… Genggam seluruh asa.

Sungguh Ayah saksi, Ibu makhluk di bumi yang paling berhak menerima limpahan bakti. Hadirmu peluruh duka, baiknya dirimu penawar luka, keluh tak berarti tak kusyukuri.

Selagi memohon diberi kekuatan.

Nak, bertumbuhlah. Teruskan gapai cita, jangan berhenti melangkah, genggam seluruh asa… Genggam seluruh asa.

Meskipun kami mendidik engkau dengan penuh kasih, tak kan mampu mencegahmu dari rasa sedih. Kala menghampiri luka dan kecewa bahkan pedih, maka tetap kuat meski letih. Seluruh derita menimpa kan menempa agar dewasa. Bersyukurlah cinta.

Aduhai tangismu itu memecah sendu, lahirlah warna baru, berujung haru.