Sayangilah Istrimu est une chanson en Indonésien
Wahai para Bapak.
Istrimu itu bukan tulang punggung.
Bersabarlah Engkau, perempuan tercipta dari tulang rusuk yang bengkok.
Wahai para Bapak.
Jangan biarkan istrimu tersiksa.
Perempuan itu, lebih suka berbicara dari hati ke hati.
Ingatlah janji sucimu di hari akad itu.
Kau telah berjanji, untuk menemaninya, melindunginya, dan membimbingnya.
Sayangilah istrimu!
Engkau telah mengambilnya dari orang tuanya, yang susah payah membesarkannya.
Sayangilah istrimu!
Ia yang akan menemanimu, merawat dirimu, di hari tua hingga wafat.
Dengarkanlah istrimu!
Engkau telah ditunggunya tataplah wajahnya, pasang telinga dengar curhantannya.
Dekatilah istrimu!
Ia yang telah jaga rumahmu, lahirkan anakmu, dengan darah linang air mata.
Wahai para Bapak.
Pasangan itu layak sebuah baju.
Yang saling melindungi, syukurilah, tanpa dirinya hidup ini akan sulit.
Wahai para Bapak.
Jangan biarkan istri kesepian.
Suami istri itu bersahabat, sebahtera, selalu ada menemani.
Bayangkan anak putrimu, jika nanti menikah.
Kau pasti menangis, saat melepaskannya, itulah rasa ayah istrimu.
Sayangilah istrimu!
Engkau telah dipercayakan ditangis ayahnya, adillah, ramah, tunaikan hak-haknya.
Sayangilah istrimu!
Lemah lembutlah kepadanya, sifat istri itu tergantung suami yang didik dirinya.
Peluk erat istrimu!
Maafkanlah kesalahannya, restui dirinya, tak sanggup kalian lama berjauhan.
Cium kening istrimu!
Apresiasi pekerjaannya, berikan bahumu, pulihkan rasa lelahnya.
Perempuan itu, juga manusia, seperti dirimu yang juga punya impian dan cita-citanya sendiri sejak dulu.
Namun rela korbankan rela kuburkan impian dan cita-citanya, itu, demi membangun keluarga denganmu.
Sayangilah istrimu!
Engkau telah mengambilnya dari orang tuanya, yang susah payah membesarkannya.
Sayangilah istrimu!
Ia yang akan menemanimu, merawat dirimu, di hari tua hingga wafat.
Dengarkanlah istrimu!
Engkau telah ditunggunya tataplah wajahnya, pasang telinga dengar curhantannya.
Dekatilah istrimu!
Ia yang telah jaga rumahmu lahirkan anakmu, dengan darah linang air mata.
Sayangilah istrimu!
Engkau telah dipercayakan, ditangis ayahnya, adillah, ramah, tunaikan hak-haknya.
Sayangilah istrimu!
Lemah lembutlah kepadanya, sifat istri itu tergantung suami yang didik dirinya.
Peluk erat istrimu!
Maafkanlah kesalahannya, restui dirinya, tak sanggup kalian lama berjauhan.
Cium kening istrimu!
Apresiasi pekerjaannya, berikan bahumu, pulihkan rasa lelahnya.
Sayangilah istrimu!
Sayangilah istrimu!
Selamanya!