Malam yang temaram, tanpa bergumam Ku berdiri diam,
Samar cahaya bintang, berkelip lembut fikiranku tertaut,
Seseorang telah tentram, di dimensi sunyi berbeda alam,
Meninggalkan jejak terang, yaitu cinta dalam yang berkabut.

Rindu ini melambung, seperti layar yang terkembang,
Menyapaku dalam mimpi, dan doa yang tak henti,
Cinta kita dulu, seperti api yang tak pernah padam,
Dalam gelapnya malam, kenangan itu akan tetap abadi.

Pagi yang cerah, kucari bayangmu.....
Senja yang redup, kurasa hadirmu.....
Malam sunyi, ku terus menanti.....
Setiap hari, takkan berhenti.....

Kelak di pelukan surga, kau akan kucari-cari,
Dalam pelangi abadi, di bawah sinar Ilahi,
Aku setia menunggu, dalam janji yang suci,
Hingga akhir masa, di ujung perjalanan ini.

Kelak di sana nanti, kita akan saling mengisi,
Dalam surga abadi, di bawah sungai Ilahi,
Aku setia menunggu, dalam janji yang suci,
Hingga akhir masa, di ujung perjalanan ini.

Di antara bintang dan surga, dalam cahaya yang lembut,
Aku menyimpan cinta kita, dalam setiap doa, harapan, terpaut
Hingga saat itu tiba, saat kita bersua nanti di kahyangan,
Dalam pelukan kasih, abadi besama dalam kebahagiaan.

Pagi yang cerah, kucari bayangmu.....
Senja yang redup, kurasa hadirmu.....
Malam sunyi, ku terus menanti.....
Setiap hari, takkan berhenti.....

Kelak di pelukan surga, kau akan kucari-cari,
Dalam pelangi abadi, di bawah sinar Ilahi,
Aku setia menunggu, dalam janji yang suci,
Hingga akhir masa, di ujung perjalanan ini.

Kelak di sana nanti, kita akan saling mengisi,
Dalam surga abadi, di bawah sungai Ilahi,
Aku setia menunggu, dalam janji yang suci,
Hingga akhir masa, di ujung perjalanan ini.

dudu.... dudu..... dudu...
dada.... dada.... dada...