Balada Penjual Boneka


Di karnaval yang riuh, di kotaku,
Aku melihat penjual boneka, duduk sendirian.
Wajahnya penuh keriput, matanya penuh kenangan,
Bonekanya belum terjual, tapi dia bertahan.

Aku berjalan lewat, tak peduli padanya.
Tak sadar mungkin hatinya sedang merana.
Namun setelah pulang, ada sesal kurasa.
Mengapa tak beli boneka, membantu bapak tua?

Oh, penjual boneka, apa yang kau pikirkan?
Di malam sunyi, apakah kau masih berharap?
Maaf saat ku tak peduli, seakan kau tak ada
Ingin kembali ke karnaval, mencari wajahnya.

Keesokan hari, aku kembali ke karnaval,
Ingin bertemu bapak tua, dan kubeli bonekanya
Tapi bapak tua tak pernah kutemukan
Rasa sesalku pun semakin mendalam

Oh, penjual boneka, apa yang kau pikirkan?
Di malam sunyi, apakah kau masih berharap?
Maaf saat ku tak peduli, seakan kau tak ada
Ingin kembali ke karnaval, mencari wajahnya.

Mungkin dia punya cerita, tentang masa lalu yang jauh,
Tentang cinta yang hilang, dan mimpi yang tak tercapai.
Boneka-boneka di tangannya, seperti teman setia,
Menemani kesepian dan mengusir sepi malamnya.

Oh, penjual boneka, apa yang kau pikirkan?
Di malam sunyi, apakah kau masih berharap?
Maaf saat ku tak peduli, seakan kau tak ada
Ingin kembali ke karnaval, mencari wajahnya.

Lagu ini untukmu, pak tua yang hilang,
Semoga kau bahagia, di manapun kau ada.
Penjual boneka yang tak pernah kukenal,
Kisahmu tetap hidup dalam lagu ini.