Kaki tersendat, jalur dakwah geblak,
Pikul amanah, berat, bahu sampe retak.
Serasa medan juang, darah tanah bercakap,
Pulang dengan rasa, nyawa nyaris lepas balik.

Pikir sehat ini, coba cerna pelan-pelan,
Apa ini narasi, yang diidamkan insan?
Rasulullah bisik parau, sahabat sejalan,
Langit luas diratap, sempit bumi tak lenyap.

Dunia fana, bencana silih berganti,
Mungkin takdir, ku tempuh jalan suci.
Metafora dakwah, ku telan tanpa tapak,
Berjuang tanpa keluh, surga jadi pijakan.

Kartu takdir dikocok, ku ambil bagai sabit,
Harus kuat bertahan, jangan pernah sidik.
Perjuangan panjang, musti terus dilirik,
Sayap terbentang, bawa jiwa berteriak.

Dunia fana, bencana silih berganti,
Mungkin takdir, ku tempuh jalan suci.
Metafora dakwah, ku telan tanpa tapak,
Berjuang tanpa keluh, surga jadi pijakan.

Air mata jatuh, perjuangan cinta jatuh,
Setia di ujung lanjang, taruh titah wajah.
Langit yang luas di atas, semakin parah bising,
Namun langkah tak surut, tekad semakin singa.