Di sudut jalan, dia berdiri sendiri,
Dalam dinginnya malam, tak ada yang perduli,
Langkahnya lelah, langit pun gelap,
Tapi hatinya tetap bersemangat, tiada henti tergapai.

Tuna wisma, derita tak terduga,
Hidupnya sepi, tiada yang terasa,
Namun di dalam, dia masih berharap,
Cahaya akan datang, membawa sinar bahagia.

Malam berganti, pagi pun tiba,
Dia bangkit lagi, dengan langkah yang sepi,
Tak ada tempat, untuk dipanggil rumah,
Hanya jalanan yang menjadi saksi kesendirian itu.

Tuna wisma, derita tak terduga,
Hidupnya sepi, tiada yang terasa,
Namun di dalam, dia masih berharap,
Cahaya akan datang, membawa sinar bahagia.

Meski tersisih, dia punya impian,
Di dalam hatinya, masih ada harapan,
Biarlah dunia tak peduli,
Dia akan tetap bertahan, dengan keteguhan hati.

Tuna wisma, derita tak terduga,
Hidupnya sepi, tiada yang terasa,
Namun di dalam, dia masih berharap,
Cahaya akan datang, membawa sinar bahagia.

Tuna wisma, dalam gelapnya malam,
Tetap berdiri, dengan hati yang tegar,
Moga suatu hari, tiba cahaya terang,
Menyinari jalan, dalam kehidupan yang damai.